Mewujudkan Mimpi ke Inggris

IMG_20171228_010555

Medio 2014
Saya sedang membaca ketika pintu ruangan saya diketuk. Seorang anak muda berwajah bersih masuk. Namanya Mandala. Ia menyampaikan mengenai kendala tidak bisa mengikuti studi tur Jurusan ke Jawa karena biaya dan fokus ke ayahnya yang sedang sakit. Saya dimintai persetujuan untuk itu karena baru saja dipilih menjadi Ketua Jurusan. Saya sampaikan bahwa saya belum secara resmi mendapat mandat karena belum ada SK dan pelantikan. Namun, secara pribadi dan atas dasar kemanusiaan, saya bisa memahami dan menyetujui alasan Mandala. Apalagi melihat jumlah biaya yang ia rasakan belum bisa saat itu. Sejak momen itu, saya ingat anak muda berwajah bersih ini juga cerdas.

Medio 2016
Kira-kira dua tahun setelah momen tersebut, pintu ruangan saya – kali ini sudah tidak di tempat yang sama – diketuk. Rupanya Mandala. Sebelumnya, ia sudah membuat appointment. Saya membiasakan hal ini, termasuk komunikasi via email dan bukan chats, semata-mata ingin mengajarkan profesionalisme saja. Mandala datang membawa formulir lamaran beasiswa. Ia mengajukan lamaran mendapatkan beasiswa ke Thailand. Sayapun dengan senang hati membantu merekomendasikan Mandala, karena saya tau betul kemampuan dan karakternya. Sebelum Mandala, sudah cukup banyak yang meminta rekomendasi dan saya berusaha membantu sebisanya. Beberapa bulan kemudian, Mandala datang dan membawa formulir beasiswa yang berbeda. Beasiswa idola dan murah hati di Indonesia namun kurang pelamar, LPDP. Sama seperti sebelumnya, saya mengisikan bagian yang diminta semampu saya. Teriring juga, doa untuk kesuksesan Mandala. Saya tau, ayahnya yang dulu sakit sudah tiada dan ia harus bekerja menjadi tulang punggung keluarga karenanya. Anak cerdas ini pasti bisa survive, begitu pikir saya.

Medio 2017
Bulan November 2017 lalu, tanpa sengaja, saya bertemu lagi dengan Mandala. Kami sama-sama diundang membantu sekolah MONARCH menjadi juri lomba Speech Contest. Percakapan kami sebentar dan tak panjang karena waktu. Namun, saya senang bisa bertemunya lagi. Perjalanannya beberapa saya cermati, seperti pertukaran pemuda, mengajar, menjadi proof reader. Bahkan untuk yang terakhir, saya mengirimkan satu dua bimbingan saya kepadanya untuk cek bahasa. Ini berlaku pada para pejuang Taliban skripsi. Ini istilah saya untuk mereka yang militan salah grammar dan hal-hal fundamental lainnya ketika menulis. Apalagi kalau level S2. Sudah naik jadi ISIS hehe… Selain bertemu Mandala, saya juga bertemu dengan kawan-kawan lama dan baru. Ada kakak kelas, adik kelas, rekan pengajar atau guru. Termasuk jejaring teman baru dari sekolah MONARCH yang dalam pandangan saya, pesat perkembangannya. Itung-itung, jadi juri sambil reuni dan cari teman heheh…

Tak disangka, beberapa hari setelah pertemuan di MONARCH, Mandala tiba-tiba saja datang di ruangan saya. Tangannya tampak berat membawa dua tas plastik. Saya tanyakan mau ketemu siapa. Ternyata ia secara khusus membawakan saya apel. Dengan heran, saya tanya, untuk apa ini. Dengan bahagia, ia sampaikan bahwa ia diterima studi Masters di Inggris dengan beasiswa LPDP. Matanya berbinar. Saya tau ia bahagia. Sejujurnya, saya bukan tipe orang yang suka gift giving seperti ini. Apalagi niatan awal adalah tulus membantu. Sama halnya ketika membimbing Skripsi atau Tesis, karena itu adalah kewajiban saya dan agar profesional saja. Namun, saya sangat paham bahwa ini, katakanlah, ‘a part of culture’. Saya mengerti, apel-apel ini adalah lambang terima kasihnya atas kenyataan bahwa ia akan menjejak Inggris tahun depan. Meski ini sebenarnya adalah majority usahanya sendiri. Sayapun tak kuasa menolak karena saya tau ia tulus. Mendengar berita ini adalah hal yang membahagiakan bagi saya. Dan itu sudah cukup. Buah yang ia bawa, kemudian saya berikan ke Ibu saya untuk dihaturkan sebagai banten Galungan yang datang beberapa hari kemudian. Saya bahagia Mandala bergabung dengan kawan-kawan lainnya yang telah berani mengepakkan sayap dan membuka wawasan terhadap dunia. Saya hanya berpesan, setelahnya, jangan lupa untuk selalu membangun tunas-tunas kebaikan bangsa 🙂

Foto: Menjuri Bersama di MONARCH. Mandala ketiga dari kanan.

@mhsantosa

Circle me @ +Made Hery Santosa

©mhsantosa (2017)
I am happy to share this. Please feel free to reblog or share the link, all with my accreditation. Thank you.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s