Penulis: Made Hery Santosa
Ringkasan
Mark Twain pernah berkata, “The two most important days in your life are the day you are born and the day you find out why.” Kutipan ini penting bagi mereka yang merasakannya. Manusia hidup di dunia ini pasti ada tujuan dan caranya menjalani hidup. Hal ini bisa dilihat dari beragam perspektif. Dari sudut pandang religius Hindu di Bali misalnya, dipercaya manusia lahir itu adalah proses siklus karma phala seseorang (Kemenuh, 2020) di mana menjadi manusia adalah kesempatan tertinggi untuk bisa memperbaiki diri sampai nanti akhirnya menjadi mokhsa (tidak terlahir kembali atau reinkarnasi) (Saraswati & Paramita, 2016). Menurut Kasali (2014), manusia sejak lahir sudah dibekali dengan ‘kendaraan’ yang disebut “Self” dan hanya dengan self-driving, manusia bisa mengembangkan potensinya untuk dapat mencapai sesuatu yang bahkan tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Inilah sisi driver yang dimaksudkan. Di sisi lain, mentalitas passenger jika dibiarkan tertanam bahkan sejak kecil tanpa upaya membuka wawasan dan melakukan sesuatu akan sangat mungkin menjadi belenggu zona nyaman dan keluhan. Bagi para driver, berkontribusi, sekecil apa pun, untuk khalayak lebih luas dengan cara-cara positif dipercaya akan menumbuhkan wawasan terbuka, keinginan untuk tetap belajar, dan rendah hati. Ada banyak cara tentunya untuk bisa berkontribusi dan berpartisipasi dalam roda perjalanan manusia dan individu-individunya. Salah satunya dengan berkomunitas dan melakukan aktivitas-aktivitas pemecahan masalah positif secara nyata.
Bab buku ini diterbitkan dalam buku berjudul “Edukasi Keliling Negeri untuk Anak-anak Bali.” Silakan membaca lebih lanjut di Google Book: https://bit.ly/edukasikelilingnegeri
©mhsantosa (2022)