
Aku tersenyum melihat foto-foto bersama para pelajar itu. Tak terasa, sudah beberapa tahun tidak berjumpa. Foto-foto ini seperti kaset yang kemudian memutar kembali bayangan-bayangan wajah ceria yang penuh pesona liar.
Laporan terbaru menyatakan bahwa banyak pelajar Indonesia tidak memiliki kemampuan saing tinggi ketika selesai belajar (Sayuti, 2009). Kemampuan penunjang, seperti ketrampilan berpikir kritis dan kreatif, kemampuan mengambil keputusan, memecahkan masalah, bekerja sama, selain kemampuan akademis dipandang belum memadai (Hardiyanto, 2010; Tambunan, 2011) sehingga masih belum bisa berkompetisi dalam dunia kerja (nyata) dengan baik.
Seorang pelajar tentunya diharapkan agar mampu mulai mandiri dan berpikir kritis maupun kreatif. Dan kadang dunia ini penuh tantangan.
Senyum ini tak lekang makna, penuh rasa, sebuah mea culpa:
Sebagai pemicu tantangan, aku selalu berusaha menantang tantangan. Namun, kadang aku jatuh terjerembab didalamnya tanpa bisa kembali ke permukaan.
Aku sadar, tak mudah memberikan yang terbaik karena aku hanya pemicu; pembantu. Aku tahu berbagai karakter dan kemampuan ada di dalam kumpulan ini. Namun, aku juga yakin, belajar dari pengalamanku yang secuil, aku harus membantu mereka, saling membantu tepatnya, untuk mampu lebih baik. Tentu harus jujur diakui, menjadi lebih baik ukurannya berbeda-beda, dengan jalan yang berbeda-beda pula.
Tetaplah tersenyum, kawan-kawan pengelana visi.