Dulu saya menginisiasi @pejuangbeasiswa Bali. Setelah balik dari studi, saya meminta bantuan @_puspa.id, @agusadiputrawan, @donnieweda, @deckmaja, @hekaarcanaputra, @arisetiasm, @hendranathawijaya, @isma_melandari, @juli.sastrawan, Eka, Ari, Indira, Irma, dan banyak lagi teman lainnya untuk berbagi tentang beasiswa luar negeri. Maaf saya tidak tau semua akunnya.
.
Lambat laun, banyak sekali yang ikut, banyak juga yang membuat yang sama, banyak yang berangkat ke luar negeri meski bukan selalu atas bantuan langsung wadah dan saya. Bahkan saat ini sudah banyak yang selesai, menikah, dan ada yang mulai berkeluarga dengan keluarga kecil dan anak-anak lucu mereka. Tak terasa.
.
Selain yang bisa berangkat studi, ada juga yang berangkat namun untuk pertukaran bahkan bekerja. Wawasan yang terbuka penyebabnya. Sisanya upaya mereka. Yang gagal? Banyak juga. Ada yang berhenti berjuang, ada yang tetap sampai sekarang. Yang terakhir ini saya sebut sebagai pejuang beasiswa sejati.
.
Menjadi pejuang beasiswa sejati itu berbeda dengan hanya menjadi pejuang beasiswa. Ada internalisasi proses berkehidupan mendalam, ada perubahan karakter, ada kerendahan hati, ada keinginan memajukan diri dan negeri dengan cara bermartabat. Memang ‘magnet’ menjadi keren dan sukses tembus beasiswa itu kuat, namun tentu kita jangan lupa bahwa bukanlah itu saja yang menjadi tujuan. Tidak mudah, di kultur yang terbiasa dengan sorotan nilai dan prestasi.
.
Saya baru saja mengirimkan rekomendasi beasiswa ke Taiwan. Di setiap dokumen, dan kata demi kata yang saya tuliskan untuk yang meminta rekomendasi, selalu terselip doa agar ia berhasil dan tetap rendah hati. Agar ia mencoba terus ketika gagal, dan tetap rendah hati. Agar ia berintegritas.
.
Menjadi pejuang beasiswa sejati bukan sekedar mengejar pendidikan yang semata mencari gelar. Bukankah muara dari pendidikan adalah karakter? Saya selalu ingat kutipan ini: “Your degree is just a piece of paper. Your education is seen in your behaviour.”
.
#overseasscholarship #pejuangbeasiswa #catatan