Lautan Pasifik – 2017
Saya memandang ke arah jendela. Saat itu, saya sedang antre di Lavatory di bagian belakang pesawat jumbo jet yang saya tumpangi. Belasan jam perjalanan membuat kaki tangan ini penat. Dan tentu saja, setelah mendapat berbagai hidangan pesawat, kita harus berjalan-jalan sambil ke ruangan kecil ini 🙂 — Sambil menunggu, mata saya melihat sekilas pemandangan putih kebiruan membentang. Rasanya tadi peta pesawat baru saja melewati lautan pasifik, tampaknya bentangan lautan masih ada namun yang menarik adalah banyaknya gunung-gunung es menjulang di antaranya. Saya berdecak kagum, menyebut nama Tuhan, sambil bergumam, betapa indah ciptaanNya.
Kuala Lumpur – 2018
Saya terus melihat jam. Jack, teman baru saya dari Cina yang akan ke Darwin juga demikian. Pesawat yang kami tumpangi dari Bali sedikit terlambat dan kami harus mengejar pesawat masing-masing. Ia masih sedikit lega waktunya, masih ada jeda 2 jam. Saya, yang seharusnya bisa jeda 2 jam, menjadi sedikit khawatir karena jeda hanya 1 jam sejak landing. Saya bergegas menuju konter exchange dan bertanya tentang flight saya selanjutnya. Seperti saya duga, ia berada di terminal yang berbeda. Artinya, saya harus menggunakan Aerotrain. Saya menuju bagian tengah terminal dan bersiap menaiki Aerotrain yang datang. Fasilitas yang bagus memang sudah harus tersedia karena yang dilayani adalah penduduk dunia. Diatas segalanya, itu adalah tentang etos kerja dan profesionalisme. Aerotrain sampai di terminal yang saya tuju dan dengan sedikit berlari saya menuju Gate tempat pesawat saya selanjutnya akan terbang.
Seoul – 2017
Saya tiba di Incheon ketika pagi. Udara cukup dingin. Wajah-wajah ala Minho saya dapati dimana-mana. Beda banget memang dengan saya ya haha… Saya harus bergegas keluar Customs karena ternyata luggage saya tidak dibawa langsung menuju Detroit, US. Karenanya saya harus keluar Customs dulu mengambil tas. petugas Customs sampai heran mengetahui saya hanya sempat keluar negaranya beberapa menit saja. Dengan sistem jelas, saya baca arahannya, saya mendapatkan tas saya. Kemudian saya cek in lagi, melewati Customs dan menuju terminal selanjutnya. Karena beda terminal, saya berarti harus mengejar dengan train. Karena pertama kali, saya masih harus meraba jalan. Sendirian. Syukurlah, kebiasaan membaca peta sejak jaman pencinta alam dulu sangat membantu. Akhirnya saya tahu juga train di negeri ginseng ini hehe…
Menjelajah dunia memang tidak mudah. Butuh pengorbanan. Butuh keberanian. Semakin luas saya melihatnya, semakin kecil diri ini rasanya. Tanpa mengurangi arti dan perannya, semakin beragam saya menatapnya, saya merasa hanyalah seorang minion mata satu 🙂
#novaera
Foto: Berbicara di Ho Chi Minh University of Technology and Education. Disiarkan Live di UTE TV sebelumnya 🙂
@mhsantosa
Circle me @ +Made Hery Santosa
©mhsantosa (2018)
I am happy to share this. Please feel free to reblog or share the link, all with my accreditation. Thank you.
Inspiratif Pak. Terima kasih…
Suksma Gus. Demikian juga sebaliknya (y)