Belajar dari Kesuksesan dan Kegagalan Beasiswa


Mendapat beasiswa ke luar negeri itu pastilah mimpi dan idaman banyak orang. Wah keren. Begitu kira-kira. Bisa jalan-jalan, bisa foto-foto di tempat bagus, dapat uang bulanan berlimpah. Begitu yang biasanya ada di pandangan banyak orang.
.
Ketahuilah kawan, perjalanan mendapatkan beasiswa itu tentu perlu proses. Ketika saya menjalankan wadah @pejuangbeasiswa Bali dulu, saya mengajak siapa saja yang mau dan berani keluar dari zona nyamannya melalui jalur beasiswa. Membukakan wawasan secara positif, dan tentu menjadi model terlebih dahulu. Maksudnya, sebelum menjalankan dan mengajak yang lain mencari beasiswa luar negeri, sebaiknya memang kita menjadi contoh nyata dulu. Jika belum, berusahalah.
.
Perjuangan mendapat beasiswa tentu beragam. Ada banyak cerita di dalamnya. Ada proses yang tidak semuanya kelihatan atau perlu dipertontonkan. Ada kecewa gagal, keringat, perjuangan, perubahan cara pandang, suka, duka. Inilah yang harus dibukakan dulu. Disiapkan. Selain tentunya aspek administrasi, seperti IPK atau rapor, nilai kemampuan bahasa asing tertentu sesuai tujuan, dan ide penelitian, jika mengarah kesana. Ketangguhan, ketahanmalangan, begitu kira-kira.
.
Oleh karenanya, jangan hanya dipikir bahwa ke luar negeri itu selalu jalan-jalan, hehe. Memang foto-fotonya bisa saja ada jalan di suatu tempat yang wah banget. Tapi itu hanya 1 hari bisa saja atau pas liburan, kalau ada liburan. Sisanya? Berkutat di depan PC atau laptop. Bahkan pagi sampai pagi lagi. Tapi, ada kedisiplinan tumbuh, ada profesionalisme dikembangkan, ada integritas muncul, belajar dari nilai-nilai yang dijalani. Wadah beasiswa hendaknya ada model-model ini.
.
Apakah semuanya enak? Selalu sukses? Tidak dan bersiaplah untuk tidak selalu berhasil. Melamar beasiswa juga demikian. Tanyakan pada para pejuang beasiswa, berapa kali rata-rata gagal? Ada 1x, ada sampai 15x. Kuncinya adalah jangan berhenti, jangan menyerah. Ingatlah ini: “Gagal tidak tumbang, sukses tidak sombong”
.
Nilai, prestasi, rapor, CV, TOEFL/IELTS, ide riset, itu perlu dan mungkin mudah. Tapi, berprestasi tinggi dengan tetap rendah hati itu perlu waktu.
.
Foto: Reference Letter ke UK

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s