Mata saya tertegun melihat notifikasi dari push up email yang muncul di smartphone saya. Saat itu, saya sedang menunggu jadwal keberangkatan menuju Jakarta. Seperti biasa, saya mencoba sedikit lebih awal untuk berangkat. Perjalanan dari Bali Utara menuju bandara yang terletak di Bali Selatan memerlukan sedikit perhitungan waktu. Sebelumnya, saya pernah ketinggalan pesawat haha… Jadwal yang padat kadang harus menyelesaikan beberapa hal dulu sebelum bisa berangkat. Saat itu, saya sedang asyik membaca sebuah buku. Judulnya Tri Hita Karana, sebuah buku teks mengenai filosofi Hindu. Buku ini sudah saya beli beberapa waktu lalu. Di waktu-waktu seperti inilah saya merasa bisa menikmati benar-benar membaca. Sejak kembali ke Indonesia, aktivitas membaca menjadi mahal karena perbedaan kegiatan. Plus, masih banyak sekali buku-buku yang masih tersampul plastik yang belum saya sentuh.
Sekilas saya lihat pengirimnya. Nama yang, jujur saja, tidak saya kenal. Tujuan emailnya untuk meminta saran pekerjaan. Saya ragu, saya memang banyak sekali menerima email setiap harinya. Mulai yang resmi sampai spam. Ada beberapa akun email juga (semua orang bisa membuatnya di jaman now ini hehe) yang saya jadikan satu di satu email yang saya buka setiap waktu tertentu. Namun, karena saya masih asyik membaca, saya putuskan lanjut dan akan membukanya nanti. Sayapun kemudian harus menuju pesawat. Perjalanan di udara kali ini cukup lancar. Awan dan langit masih bercengkrama. Ada kala memang kita mendapat hari yang kurang baik, seperti cuaca kurang bersahabat. Misal, waktu lalu ketika erupsi Gunung Agung, dimana saya tertahan beberapa waktu di Cengkareng dengan pengumuman kurang jelas dan hujan yang lebat. Plus was was dengan erupsi. Lengkap sudah. Syukurlah saya masih bisa pulang karena besok paginya bandara sudah ditutup karena aktivitas erupsi meningkat.
Saya baru membuka email ketika saya agak luang. Saya lihat namanya Laila. Saya tidak pernah kenal atau punya kawan bernama Laila. Namun dari judul email, sepertinya ini bukan spam. Pengalaman dealing dengan email kadang memberi intuisi ini hehe… Saya buka dan menemukan informasi menarik. Ia mengaku pernah bertemu saya tahun 2015 lalu di sebuah konferensi dimana saya menjadi salah satu pembicara kuncinya. Ia menyempatkan berbincang – sesuatu yang saya selalu lakukan dulu – dan mengatakan terdorong untuk mengambil bidang yang saya geluti. Saya sendiri ga tau bidang apa yang saya geluti hahaha… Tapi ini menarik, karena perbincangan singkat waktu itu, ia mendapat beasiswa “Indonesia Endowment Fund for Education” untuk melanjutkan studinya di Warwick, Inggris. Saya hanya pernah mendengar nama Warwick ini karena guru saya, Pak Jati studi disini dulu. Mbak Laila mengambil konsentrasi teknologi dalam pembelajaran bahasa Inggris. Ia bahkan menyertakan tautan tulisannya yang saya setelah baca sangat mencerahkan! Karenanya, saya tawaran untuk membantu saya riset dan semoga kami bisa berkolaborasi baik.
Ini kembali menjadi satu hal menarik bagi saya. Setiap tahun, saya mendapat beberapa berita seperti ini. Uniknya, jujur, saya belum bisa ingat yang mana orangnya, namun saya sudah cukup hepi sudah berkesempatan menghadirkan tangan kecil untuk beliau. Saya hepi, menerima surat dari Warwick ini. Saya memang belum bisa menjejak Warwick dan UK namun senang rasanya sudah membantu orang lain mengepakkan sayapnya kesana. Semoga ini bisa membantu orang lain tumbuh, tidak hanya untuk pintar, namun berkarakter baik. Bukankah ini arti edukasi sebenar-benarnya? 🙂
*Photo hanya ilustrasi, diambil di musim gugur, Royal Exhibition Building, Melbourne.
Circle me @ +Made Hery Santosa
©mhsantosa (2017)
I am happy to share this. Please feel free to reblog or share the link, all with my accreditation. Thank you.