Saya mendapat chat dari salah satu kawan saya, Lila. Katanya, kawan-kawan alumni SMANSA (SMAN 1 Singaraja) ’97 sedang berkumpul dan menggalang bantuan untuk adik-adiknya dan kawan dulu. Saya pun tergerak, karena memang saya berkomitmen untuk lebih banyak berkontribusi pada hal-hal seperti ini, khususnya ketika sudah balik ke Bali. Ada dua program yang saya coba bantu berkontribusi kecil. Yang pertama adalah Program membantu kawan seangkatan kami dulu yang dari hasil ‘cari jejak’ bernama Simpen, dan diusulkan untuk diberi bantuan untuk saat ini. Saya sudah menuliskannya di tulisan berjudul: Berbagi untuk Simpen.
Program lainnya adalah membantu adik-adik yang dirasa memerlukan untuk belajar di SMANSA. Berdasarkan data yang diberikan oleh pihak sekolah, ada dua adik yang dinilai berhak mendapatkan bantuan ini. Dikoordinasikan oleh Wismantara (uniknya, setelah 20 puluh tahun, saya tak sengaja bertemu dengannya di Bandara Soekarno Hatta ketika akan boarding), beberapa kawan yang tergerak mengumpulkan dana per bulan sebanyak 50.000 dan diberikan secara reguler kepada adik-adik ini. Untuk menjamin bantuan sifatnya tepat sasaran, saya yang berada di Singaraja dan dekat dengan sekolah dimintai bantuan oleh teman-teman untuk menyerahkan langsung bantuan ini.
Saya kemudian mencoba menghubungi Pak Eka, Kepsek SMANSA yang kebetulan memang saya kenal baik. Beberapa rekan guru juga adalah teman atau guru-guru saya dulu. Setelah bersepakat hari dan waktu, saya bertemu dengan Pak Eka yang didampingi oleh Pak Buddhi Jaya, yang kebetulan juga adik kelas saya dulu di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris. Penyerahan bantuan bersifat sederhana dan menekankan pada pentingnya pemanfaatan yang tepat sasaran. Ada banyak sekali bantuan serupa dari alumni angkatan berbeda. Menggunakan pengalaman saya berjuang dan mendapatkan beasiswa, saya concern sekali memang dengan hal ini. Setelah selama satu periode dibantu, adik-adik ini sekarang sudah selesai dan melanjutkan ke jenjang perkuliahan. Tentu, hal ini terwujud atas inisiatif kawan-kawan saya yang menyumbang. Saya hanyalah tangan kecil karena belum bisa ikut menyumbang dalam bentuk uang.
Selain hal-hal ini, saya secara pribadi juga beberapa kali diminta berbagi dalam hal-hal pengembangan diri, seperti beasiswa luar negeri dan pengembangan karir. Sebagai alumnus sekolah yang sudah besar sejak jaman Belanda, saya bersyukur masih bisa melakukan sesuatu, meski kecil, namun besar harapannya bermanfaat dan berdampak besar. Bukankah, menumbuhkan orang-orang lainnya itu adalah kebaikan dan kebahagiaan? Semoga.
Circle me @ +Made Hery Santosa
©mhsantosa (2017)
I am happy to share this. Please feel free to reblog or share the link, all with my accreditation. Thank you.