Mau Bicara Apa di Gedung Keuangan Negara?

Notifikasi dari Line saya muncul di layar iPhone yang sudah cukup jadul ini. Ada chat masuk dari sahabat saya. Namanya Kak Dinna. Saya memanggilnya Kakak karena kebetulan ia juga bersama saya dan kawan lain bahu membahu membantu perbaikan pendidikan di Bali melalui wadah Bali Edukasi yang saya dirikan tahun 2015, setahun setelah Pejuang Beasiswa Bali didirikan. Ia menghubungi saya untuk menawarkan kesempatan berbagi di Gedung Keuangan Negara (GKN), Denpasar. Ini adalah bagian dari Pendidikan dan Pelatihan (Diklat), dimana Kak Dinna adalah satu satu pengelola di GKN, bagian Diklat, di Bali.

Sebenarnya, undangan ini adalah yang kedua. Baru kali kedua ini saya bisa memenuhi undangan pihak GKN Bali. Pada undangan pertama, saya dengan berat hati belum bisa menerima karena di saat bersamaan, saya harus pergi keluar kota. Jujur saya lupa, bisa jadi karena cukup banyak perjalanan-perjalanan menera negeri yang saya lakukan belakangan ini. Tapi, rasanya ketika itu, saya harus ke Gorontalo, Sulawesi. Atau ke Makassar, Sulawesi. Kedua kegiatan ini berkaitan, dimana ada semacam upaya membentuk sebuah konsorsium riset Indonesia Timur dan saya diminta mewakili lembaga untuk ini. Kembali pada undangan GKN Bali, saya sempat mikir, mau bicara apa di GKN Bali? Kan bidang saya bukan Keuangan, dan seterusnya? Wah wah…

Setelah berdiskusi, saya mendapat kejelasan bahwa pihak GKN meminta saya memberi semacam paparan berisi wawasan pembelajaran inovatif abad 21. Kegiatan Diklat bagi GKN adalah kegiatan rutin untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi stafnya. Ini menurut saya, semacam Professional Development (PD) di tempat-tempat profesional lainnya. Saya kemudian siapkan yang diperlukan dan menuju lokasi kegiatan pada hari yang ditentukan. Saya kemudian bertemu dengan Kak Dinna dan menyempatkan berbincang sebentar sebelum acara dimulai. Bertemu sahabat itu selalu mengasyikkan. Kami berbicara banyak hal. Kebetulan Kak Dinna ini lulusan Belanda dan sempat juga ke Australia mengikuti mantan pacar beliau yang studi. Jadi cukup banyaklah yang kami bicarakan, bahkan termasuk Bali Edukasi.

Kemudian saya dikenalkan ke Ibu Kepala Diklat GKN Bali dan beberapa Widya Isyawara. Ada pemandangan menarik yang berbeda saya rasakan mengenai Widya Isyawara ini. Dulu ketika saya Pra Jabatan, biasanya Widya Isyawara adalah beliau-beliau yang umumnya sudah selesai dengan kepangkatannya di konteks Pegawai Negeri Sipil. Beliau-beliau ini adalah orang-orang yang berpengalaman di bidang dan secara jenjang karir sudah selesai. Biasanya, banyak pengalaman diperoleh dari beliau-beliau ini. Meski, kadang ada juga yang masih mengalami Post Power Syndrome. You know lah… ^^

Perkenalan saya dengan Ibu Kepala, Ketua Panitia, dan Bapak/Ibu rekan Widya Isyawara di GKN Bali tentu sangat baik. Seperti perjalanan-perjalanan lainnya, perkenalan dengan sahabat-sahabat baru bagi saya adalah representasi jejaring-jejaring baru yang sangat bermanfaat. Saya kemudian diajak menuju ruang kegiatan dan menyiapkan presentasi saya. Setelah perkenalan, saya menyapa para peserta. Sampai saat ini, rasanya cukup sering dan banyak saya bertemu dengan berbagai pihak atau kalangan, bahkan yang bukan dari bidang keilmuan saya, yaitu pendidikan. Itulah juga sebabnya, saya sempat bertanya, mau ngomong apa di bidang keuangan ini heheh… Ada yang bingung dengan siapa pembicaranya, karena mungkin saya ga keliatan seperti narasumber yang berjas lengkap hihihi… Atau alasan-alasan kultural lainnya.

Saya memulai dengan pemaparan saya. Seperti kawan-kawan tau, 5 sampai 10 menit pertama itu adalah proses memahami sikon kegiatan dan utamanya peserta kita. Apalagi, semuanya adalah orang-orang baru. Saya sadari, para peserta juga baru hari itu bertemu (karena sesi saya adalah sesi yang paling pertama dari seminggu kegiatan Diklat mereka). Sayapun merubah sedikit strategi dengan berusaha mengakrabkan mereka. Sebagai pendidik, saya terbiasa dengan back up plan A – Z hahaha… Saya kemudian memberi permainan sederhana. Kadang, saya paham, banyak yang tau, tapi semua itu tergantung pada acara masing-masing. Setelah 10 menit, saya baru kemudian melanjutkan kembali penyampaian materi saya. Secara umum, saya lebih banyak bicara tentang perkembangan-perkembangan terbaru di dunia pendidikan dan pelatihan, wawasan ekonomi global, keterampilan-keterampilan yang diperlukan saat ini, perubahan-perubahan paradigma, pesatnya teknologi dan bagaimana memanfaatkannya secara efektif, dan berbagai konteks lain di bidang relevan dengan bidang keuangan. Saya memang tidak bergelut di bidang tersebut, tapi saya bisa memahami inti dan dasar-dasar filosofis keilmuannya.

Berbicara di GKN Bali adalah pengalaman menarik bagi saya. Banyak hal baru, kenalan dan jejaring baru, serta ilmu bahkan yang saya peroleh. Seperti biasa, saya juga banyak menyerap hal-hal baru dari setiap kegiatan, peserta, atau pembicara lain yang saya temui. Misal, ketika saya bicara di Unpar, Bandung tentang Generasi Z. Ini akan saya ceritakan di lain tulisan. Ketika saya refleksi kembali, mau bicara apa di Gedung Keuangan Negara? Saya sebenarnya berdiskusi dua arah tentang inovasi, perubahan saat ini, dan berjejaring. Saya berbagi, belajar, dan berjejaring. Bahkan, saya yang banyak belajar dari kegiatan ini. Kalaupun ada foto-foto, itu bonus ^^

@mhsantosa
Circle me @ +Made Hery Santosa
©mhsantosa (2017)
I am happy to share this. Please feel free to reblog or share the link, all with my accreditation. Thank you.

One thought on “Mau Bicara Apa di Gedung Keuangan Negara?

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s