Empat Tahun Rachela: Mengajarkan Berani Tampil di Publik

Rach's on Stage
Rach’s on Stage

Hari sudah malam, jam 9 malam tepatnya. Rachela, putri saya, sudah mulai mengantuk. Ia biasanya sudah mulai bersih-bersih sekitar pukul 8.30 setiap malamnya untuk kemudian bersiap tidur. Ia juga akan merapikan mainan atau buku yang ia baca di malam sebelumnya. Ia mengambil buku cerita lain di lemari buku yang banyak berisi buku-buku cerita. Kami dapat buku-buku ini kebanyakan dari second hand shop atau perpustakaan di Melbourne yang memutuskan menjual murah karena koleksi tersebut sudah kategori lama; berusia 5 – 10 tahun. Hampir setiap tahun, saya kirimkan buku-buku cerita berbahasa Inggris, sesuai usianya untuk bisa digunakan sebagai teman menjelang tidur.

Kembali ke awal tadi, ia bersemangat ikut saya karena saya bilang akan ada kembang api di kegiatan mahasiswa kali ini.

“Fireworks!” teriaknya.

Saya sudah sejak pagi menemani mahasiswa saya berkegiatan. Beberapa rekan juga menyempatkan hadir. Saat pulang untuk ganti pakaian, ia ingin ikut. Ia ingin lihat fireworks dan tempat saya bekerja. Tentu ia masih ingat, bagaimana pesta kembang api di Yarra river di Melbourne ketika tahun baru. Meriah!

Kembang api yang ditunggu-tunggu belum juga muncul. Acara agak mundur dari rencana. Saya dan Manik coba menenangkannya. Sesekali kami menunjuk poster Elsa dan Anna serta Olaf, karakter kegemarannya di film Frozen. Bersama sepupunya yang hanya berjarak satu minggu, Anya, ia suka menirukan dan menyanyikan semua yang ada di film ini. Rachela pun kembali sabar. Di kegiatan ini, saya berkomitmen menemani kegiatan mahasiswa saya sampai selesai. Saya pribadi tidaklah asing dengan aktivitas dan gerakan organisasi dan siswa/kemahasiswaan. Menemani mahasiswa kali ini seakan memutar balik pengalaman dan tempaan di kegiatan-kegiatan lapangan yang pernah saya ikuti.

Tiba saat akhir acara. Karena saya diminta menutup acara, saya maju ke panggung utama. Acara kali ini adalah semacam penyambutan mahasiswa baru. Dua ratus empat puluh tiga ditambah panitia sudah bergiatan sehari penuh dan tentunya lelah. Namun saya bisa lihat binar mata optimisme mereka menyambut hari baru.

Kami tanya Rachela, “I will go to the stage to talk. You wanna come with me?”

Rachela mengangguk seraya membalas, “Yes.”

Manik kemudian berkata, “Papa will give a talk a bit there, and you can join him. But, do not be noisy and naughty, OK?”

Ia pun mengangguk. “I not naughty and noisy, Mama…”

Kami tersenyum, maksudnya tentu “I won’t be naughty and noisy.”

Setelah dipersilahkan, saya maju ke depan sambil mengajak putri saya. Ketika saya berbicara, saya melihat ia cukup tenang dan berani melihat ke audiens di depannya. Saya tetap berbicara, memberi apresiasi, semangat dan ucapan terima kasih. Saya lanjutkan dengan menutup kegiatan. Rachela bertepuk tangan, mengikuti yang lain. Kembang api kemudian berpijar di gelap malam. Meski sebentar, ia cukup senang.

Pengalaman ini memang mungkin belum berarti banyak baginya. Mungkin juga tidak berlanjut. Namun kami yakin, ia sudah melangkahkan kaki pertama untuk jadi pijakan langkah kaki selanjutnya. Selamat ulang tahun, Nak.

@mhsantosa

Circle me @ +Made Hery Santosa

©mhsantosa (2014)
I am happy to share this. Please feel free to reblog or share the link, all with my accreditation. Thank you.

6 thoughts on “Empat Tahun Rachela: Mengajarkan Berani Tampil di Publik

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s