Research Assistant: Cerita dari Balik Buku dan Komputer

Photo on 21-08-13 at 11.32 PMPagi itu, saya sedang memfoto kopi materi untuk mengajar bahasa Indonesia di Indonesian Studies. Ketika sedang menunggui hasil fotokopi, Pak Zane, yang merupakan subject coordinator untuk Indonesian Studies di LTU, menawari saya pekerjaan Research Assistant (RA). Ia menjelaskan secara awal dulu apa cakupan tugasnya. Meski kami sama-sama dari social sciences area, tapi major kami berbeda. Kalau saya saat ini lebih fokus pada bidang pendidikan, Pak Zane lebih pada linguistik. Namun, prinsip melakukan penelitian atau kegiatan akademik tetaplah sama. Sehingga, setelah mempertimbangkan saya kemudian iyakan. Saya sadar, di sela-sela kesibukan menulis tesis, mengajar dan kegiatan lainnya, pekerjaan ini pasti akan menyita waktu dan pikiran saya. Tapi saya berusaha melihat ke depan. Bagaimana saya bisa belajar dan menambah pengalaman saya mengenai kegiatan akademik, riset dan profesionalisme.

Sejak saya bekerja sebagai RA dari sekitar 2 bulan lalu, saya menjadi agak sibuk. Itulah sebabnya belakangan ini saya agak jarang menulis. Maaf ya kawan :). RA ini, sesuai namanya, adalah pekerjaan membantu kegiatan riset. Semester ini, pak Zane kebetulan memperoleh sebuah grant penelitian. Grant ini juga bisa didapatkan oleh staf-staf lain jika memiliki usulan penelitian. Karena ia mendapatkan grant tersebut, ia diberikan sabbatical leave oleh institusi untuk menulis dan mempublikasi buku, artikel dan mengikuti berbagai konferensi atau seminar di berbagai tempat yang relevan. Untuk memenuhi itu, ia mencari beberapa RA untuk membantu project-nya kali ini dan saya termasuk didalamnya.

Tugas RA yang diberikan kepada saya sebenarnya tidaklah terlalu rumit, terutama jika dibandingkan dengan kegiatan misalnya menulis tesis. Saya hanya perlu mencari artikel dan tulisan berdasar tema atau kata kunci tertentu, kemudian saya konversi ke pdf dan simpan di EndNote – suatu program untuk referencing system. Kalau dianalogikan dengan kegiatan riset doktoral, ini tampak sebagian saja. Kawan-kawan RA saya yang lain memiliki tugas yang lain juga, meski secara umum tugasnya sama mencari bahan riset. Meski demikian, ini adalah suatu proses latihan akademik sehingga saya tetap melihat hal ini sebagai sesuatu yang sangat penting.

Untuk melakukan pekerjaan ini, saya harus menandatangani berbagai formulir yang sifatnya menjelaskan tugas dan kewajiban saya. Saya mendapat staf email (sebelumnya sebagai student, saya hanya punya student email; kemudian untungnya saya sebelumnya sudah mempunyai staf email karena saya mengajar bahasa Indonesia di Indonesian Studies). Memiliki staf email ini penting karena ada beberapa hal, informasi atau tawaran diskusi, seminar dan pelatihan yang hanya bisa diakses dengan menggunakan staf email saja atau ditujukan untuk staf saja. Saya juga harus menghubungi IT department via telepon (atau email kalau tidak sempat) dan menjelaskan keperluan saya. Mereka biasanya langsung menyelesaikan permintaan kita, entah menjelaskan via telepon, menggunakan remote access atau menunda dan mengerjakannya esoknya dengan memberikan Incident number (#IN xxxxx). Incident number ini penting sebagai record ketika kita ingin merujuk kembali pada isu/keperluan yang sama sebelumnya. Sebagai RA, saya diberikan ruangan lain, selain kantor saya sebagai mahasiswa riset, dan bisa menggunakan berbagai fasilitas yang ada.

Hubungan dengan kolega pengajar dan staf administrasi bisa terbina sangat bagus. Saya bisa melihat profesionalisme mereka bekerja. Saya diberi akses stationary tak terbatas (meski saya hanya mengambil yang diperlukan saja). Sepanjang apa yang kita perlukan sesuai dengan tugas mereka, segala hal – pertanyaan, arahan, bantuan lain – akan segera diselesaikan. Bagus sekali!

Saya ingat, awal-awal saya bekerja RA, saya harus menyimpan seluruh artikel relevan yang saya temukan di sebuah network folder. Folder ini hanya bisa diakses oleh pihak-pihak yang hanya diberi ijin akses. Aksesnya bisa dari mana saja. Ini sangat berguna ketika kita sedang tidak ada di kampus. Misal, kita bisa akses dari rumah atau bahkan luar negeri. Untuk keperluan ini, saya harus meng-install Virtual Private Network (VPN) terlebih dahulu di PC/laptop personal, kemudian saya harus ‘memetakan’ nama folder yang sudah dibuat sebelumnya. Atau ketika saya harus memilih koneksi printer dari ratusan printer yang ada di seluruh kampus. Semuanya terlayani dengan baik, dengan …, profesional. Ini menjadi pelajaran berguna bagi saya. Dengan VPN, saya bisa bekerja dari luar kampus. Pak Zane juga bisa mengakses dari mana saja; rumahnya atau seperti saat ini, dari Belanda, karena ia sedang disana. Komunikasi efektif selalu saya lakukan dengan Pak Zane atau yang lain, seperti menanyakan sesuatu atau melaporkan summary apa yang sudah dilakukan sebelumnya. Sehingga kita sama-sama bisa mengetahui situasi dan keperluan masing-masing.

Saya merasa mendapat pengalaman berharga dari kegiatan RA ini, mulai penulisan artikel atau publikasi lainnya. Saya menjadi lebih terbiasa scanning dan skimming, untuk proses baca cepat memperoleh informasi yang relevan. Saya belajar koding informasi; menganalisa dan memproses informasi dengan cepat. Saya mendapat banyak tawaran kesempatan dan pengalaman. Saya bisa mengikuti training dan workshop yang khusus hanya untuk staf misalnya. Saya berkenalan baik dengan staf administrasi dan kolega pengajar di ruangan-ruangan sebelah. Saya belajar bagaimana sebuah sistem efektif bekerja. Dan banyak lagi. Secara khusus, saya mendapat pelajaran berguna tentang bagaimana proposal untuk sebuah grant besar atau penulisan proposal publikasi buku. Artinya, saya ada contoh nyata bagaimana sebuah usulan publikasi buku lolos untuk diterbitkan oleh penerbit besar, seperti Cambridge atau Oxford University Press.

Ini adalah perjalanan panjang. Tapi, bukankah setiap perjalanan harus dimulai dengan langkah pertama? Terima kasih sudah membaca, semoga bermanfaat 🙂

©mhsantosa (2013)
I am happy to share this. Please feel free to reblog or share the link, all with my accreditation. Thank you.

16 thoughts on “Research Assistant: Cerita dari Balik Buku dan Komputer

        1. Made Hery Santosa says:

          Maaf sy bicara dgn siapa ya? Sederhananya yg sy alami, sy dikontrak menjadi RA. Sebelum mulai sy diminta mengisi form admin ttg tax, ID, gaji, dll. Setelah itu selesai, bekerja sesuai yg diminta membantu (jam, cakupan, limit, etc). Gaji dibayarkan dua minggu sekali sesuai aturan tempat sy bekerja sebelumnya, lgs ke bank account. Smg membantu ya ^^

    1. Made Hery Santosa says:

      Hehe kedengarannya aja Lovina. Nggak itu buku2 di kantor yang kasi tugas RA ini. Ruangan dosen disini bener2 asik haha. Thanks ya sudah mampir.
      Keep in touch ok 🙂

    1. Made Hery Santosa says:

      Hi Rere, iya hehe. Belajar bagi waktu bener2 challenging Re. Tapi ya manfaatnya banyak. Makasi ya sudah nengok, salam selalu

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s