Kali ini, aku ingin membagi pengalamanku bekerja sebagai penjual jumper. Jumper adalah nama lain untuk baju hangat, biasa disebut demikian oleh orang-orang dari Inggris dan Australia. Aku mengenalnya dengan nama sweater. Pagi-pagi, aku harus bergegas menginjak gas menuju parkir di pasar. Untunglah hari masih pagi sehingga perjalanan terasa lancar. Aku kemudian bertemu dengan seseorang yang akan ‘memberikan’ pekerjaan baru buatku. Kali ini, aku akan melakukan pekerjaan buka tutup secara sendiri, bukan lagi dibantu atau bersama-sama orang lain. Hal ini agak membuatku gugup juga, mengingat aku belum pernah melakukannya sebelumnya.
Toko jumper ini lumayan besar. Sedikit penjelasan, yang dimaksud dengan toko disini adalah sebenarnya hanya petak-petak kosong setara ukuran parkir mobil, yang setiap hari pasar (selain Senin dan Rabu), kami yang bekerja, harus memasang besi-besi berbagai ukuran dan berat dan menata letak barang yang akan dijual. Jadi sebelum dan sesudah jam pasar, lokasi itu akan kembali seperti sedia kala, petak-petak kosong tadi. Suatu sistem yang dibangun untuk memberi keadilan bagi semua pengusaha di pasar ini, bahwa semua orang memiliki hak dan kewajiban sama. Implikasi dari luas petak ini adalah waktu yang diperlukan untuk menata toko. Karena, tokonya lebih besar dari yang biasa aku kerjakan, juga tatanan toko yang satu berbeda dari yang lain, maka training mutlak dilakukan, biasanya oleh pekerja sebelumnya ke pekerja yang baru.
Singkat kata, aku memerlukan waktu yang agak lama, sekitar 2 minggu, untuk belajar buka tutup di toko jumper ini. Karena, banyak hal dan tahapan, aku berusaha mengingatnya sedikit demi sedikit, kadang dengan mengambil foto agar tidak lupa letak, posisi, dan tatanan barang tertentu. Minggu-minggu awal, badanku sakit semua karena selain menata besi, aku juga harus mengangkat meja-meja kayu dan boks-boks besar berisi barang dagangan yang harus disusun nanti setelah besi-besi terpasang. Namun, lambat laun semua menjadi biasa dan cepat. Pemiliknya adalah seseorang berbadan tinggi besar tegap dan lumayan bertemperamen tegas, setidaknya menurut kaca mataku. Dengannya, aku banyak berbicara mengenai berbagai hal terutama hal-hal menyangkut budaya, sistem dan pengalaman hidup. Ia juga bukan penduduk asli, namun telah bermigrasi berpuluh tahun lamanya dan menjadi penduduk tetap di negeri ini. Ia juga sangat senang berlibur ke Bali, tempat asalku, sehingga aku bisa mendengar dan merespon ceritanya mengenai Bali.
Awalnya, aku hanya bekerja membuka dan menutup toko tersebut. Di lain kesempatan, aku mengatur waktu dan mencoba untuk sekalian berjualan setelah di pagi hari menata barang-barangnya. Hal ini membuatku harus belajar lagi karena pertama, aku belum pernah berjualan (memang di rumah asalku, aku sering membantu ibuku yang berjualan kecil-kecilan di depan rumah, namun hal ini tentu berbeda), dan kedua, aku harus mengetahui jenis, jumlah, lokasi, dan harga barang yang berbeda-beda tiap jenisnya. Saat ini, aku bisa mengatakan pada diriku, aku cukup mahir saat ini dengan pekerjaan ini. Aku mengetahui berbagai jenis pakaian hangat dan bahan pembuatnya. Suatu hal yang tidak terbayangkan sebelumnya.
Berjualan jumper bisa dikatakan suatu pekerjaan yang tidak ringan juga tidak susah. Aku beruntung memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang cukup untuk membantuku melakukan pekerjaan-pekerjaanku. Aku berprinsip, banyak hal yang bisa dilakukan dan dipelajari dari berbagai kesempatan yang sedang seseorang jalani. Aku juga selalu berusaha memahami berbagai hal dari berbagai sudut pandang. Dengan belajar, bahkan tentang apa yang jauh dari apa yang menjadi kebiasaan, aku menjadi banyak memiliki banyak sudut pandang untuk mencapai sesuatu. Saat ini, aku sudah tidak bekerja lagi di pasar, namun aku belajar banyak hal dan mengetahui berbagai hal lain dari kebiasaanku^^
Salam