Jan

Jan, begitu nama aslinya, dibaca /yan/. Aku tidak terlalu tahu darimana ia berasal (Namun, lambat laun aku mengenalnya sebagai orang berdarah Polandia). Berdasar sumber wikipedia, nama Jan bisa berasal dari bangsa Slovakia. Namun, nama Jan ini lambat laun bertransformasi menjadi ‘John’ di tanah Amerika dan Inggris sana. Menilik sejarah negara tempat aku belajar sekarang – dikenal dengan kangguru dan koala – bisa jadi ia berasal dari salah satu Negara Eropa sana yang bermigrasi perpuluh-puluh tahun lalu dan sudah menjadi penduduk tetap sampai sekarang. Ya, aku juga memanggilnya dengan panggilan ‘John’, seperti orang-orang lain lakukan.

Hari itu, di pagi yang dingin, aku berjalan menembus gelapnya pagi menuju tram, salah satu angkutan publik yang sangat baik di negara yang saat ini dipimpin Julia Gilard. Karena hari masih pagi, tram berjalan dengan lancar sehingga aku dapat sampai di pasar tempat tujuan kerjaku dengan lebih cepat dari hari-hari biasanya. Ya, aku mencoba bekerja di sebuah pasar bernama Victoria Market, sebuah tempat yang sudah berumur ratusan tahun dan menjadi salah satu tujuan wisata bagi para turis yang mengunjungi kota yang memiliki tata kota, salah satu yang terbaik di dunia. Sesampainya di tempat tujuan, aku menuju remangnya pasar dan riuhnya suara besi berkelontang. Aku belum mengerti apa-apa waktu itu. Aku berjanji bertemu dengan teman yang akan ‘memberi’ pekerjaan baru ini, pekerjaan yang benar-benar berbeda jauh dari apa yang aku sering lakukan sehari-hari. Setelah menunggu selama setengah jam (lumayan lama juga, karena ia terlambat), aku dibawa ke salah seorang pemilik pasar, yaitu John ini. Setelah berbicara sebentar, ia setuju aku membantunya.

Mengingat aku masih awam, ia membutuhkan agak banyak waktu untuk mengajariku, yang memang demikian adanya setiap ada orang baru. Kegiatan ini bernama training. Lambat laun, akupun menjadi bisa dan terbiasa. Dengan John, prinsipnya aku membantunya menata tokonya di pagi hari agar siap untuk berjualan, dan di sore hari, aku datang lagi untuk membantunya menutup tokonya. Orang-orang menyebutnya ‘buka tutup toko.’ Pekerjaan ini tidak bisa dibilang santai ataupun enak, juga tidak bisa dibilang terlalu berat. Hitung-hitung, sebagai selingan dari berbagai aktivitas belajarku yang tidak bisa dikatakan ringan. Sering kali, ketika aku bekerja dengan John, kami berbicara mengenai banyak hal, sampai terkesan berdiskusi, dan itu mengasyikkan. Aku pribadi merasa banyak belajar berbagai hal darinya, mulai hal-hal ringan tentang pengalaman hidup sampai politik dan sistem negaranya. Meski harus kuakui, sering kali apa yang ia sampaikan bersumber dari opini atau sudut pandangnya semata, namun bagiku, itu bisa menjadi sumber pembanding dari apa yang aku ketahui atau bahkan yang tidak aku ketahui sekalipun.

Namun, aku tidak lama bisa bekerja membantu John karena aku kemudian ditawari tempat bekerja lain. Meski demikian, John sangat menghargai keputusanku karena aku mengungkapnya secara jujur dan fair, dan ia pun meyikapinya dengan bijak pula. Sampai sekarang, kami tetap berteman baik. Lain kali, aku akan ceritakan pengalamanku bekerja di tempat lain di pasar ini.

Salam

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s