Ketika saya sedang kuliah dulu di negeri Kangguru, saya pernah menjadi sopir seorang menteri. Saat itu saya hanyalah membantu karena ada kawan yang dimintai bantuan sebelumnya sedang ada pekerjaan lain. Menurut info saya harus menjemput beliau di bandara. Ternyata, beliau datang dengan banyak formasi (di luar perkiraan) dan meminta fasilitas dari konsulat meski saat itu sedang tidak ada kegiatan dinas. Acara pribadi namun minta fasilitas negara.
Ketika saya mengantar jalan-jalan bahkan sampai keluar kota, saya banyak diminta hal-hal kecil sebenarnya namun melanggar di negara ini, misal memotong jalur, parkir meski tidak ada rambunya, dan lainnya. Alasan, hanya sebentar saja, wah saya di negara X, Y, Z biasa aja tuh, dan seterusnya. Saya hanya menyampaikan bahwa saya ingin menaati aturan. Saya kemudian juga tahu belakangan bahwa beliau terkena kasus korupsi. Meski beliau baik, bagi saya hal semacam ini sudah bertentangan dengan nilai-nilai integritas. Banyak dana dijadikan bancakan.
Ternyata, hal-hal seperti ini banyak dilakukan orang-orang dan tanpa malu, sampai sekarang. Hal ini menguatkan pentingnya pendidikan karakter. Sudah banyak orang pintar, namun orang berkarakter masih perlu lebih banyak lagi.
Circle me @ +Made Hery Santosa
©mhsantosa (2018)
I am happy to share this. Please feel free to reblog or share the link, all with my accreditation. Thank you.