Nasionalisme Sepenuh Hati

"Inspirasi Sahabat" Live Interactive RRI Pro 2
“Inspirasi Sahabat” Live Interactive RRI Pro 2

Kemarin saya diundang oleh Radio RRI Pro 2 Singaraja untuk berbagi dengan kawan-kawan muda dan pendengar tentang Beasiswa Luar Negeri dalam acara “Inspirasi Sahabat.” Beberapa kawan media baik yang saya kenal maupun baru, sudah mengajak untuk berbagi di media yang mereka kelola dan saya saya berterima kasih akan hal itu. Saya jadi teringat awal mula saya menginisiasi majalah Jurusan dengan nama “The Splash.” Banyak dinamika yang The Splash alami sejak berdiri tahun 2008 (Tulisan saya mengenai The Splash bisa dibaca disini dan disini). Dengan komitmen, manajemen dan delegasi yang baik, majalah ini berkembang dengan cukup baik. Tujuan memberi kesempatan dan pengalaman berkarya nyata bagi kolega dan utamanya kawan muda mahasiswa memang harus diberikan dengan dukungan sepenuh hati. Bagi saya pribadi, kegiatan jurnalisme semacam ini memberikan tambahan pengalaman berharga.

Kembali ke undangan wawancara tadi. Saya diberitahu oleh kawan muda bernama Donnie. Ia aktif di kegiatan-kegiatan muda, salah satunya Anak Alam chapter Singaraja. Anak Alam ini digagas oleh sahabat Pande yang berdedikasi sepenuh hati pada perbaikan sosial anak-anak khususnya di Bali karena ia percaya bahwa di tangan merekalah negeri ini kita semua titipkan. Donnie juga membantu saya di kegiatan Berbagi Beasiswa Luar Negeri di Singaraja, Bali. Bersama sahabat pejuang beasiswa lainnya, kawan Windu Kesiman (lulusan La Rochelle, Perancis) dan Putrini Mahadewi (Lulusan Western Illinois, Amerika) berusaha memberikan informasi, motivasi dan pengalamannya kepada adik-adik agar lebih berani berjuang, berani gagal, berani keluar dari zona nyaman. Usaha ini menurut saya adalah usaha sepenuh hati pula.

Oleh Donnie, saya diberi kesempatan untuk berbagi lebih luas lagi melalui media radio. Sebenarnya, ia yang diundang berbagi namun karena ia ada kesibukan, saya diminta untuk mengisi acara tersebut. Saya mengiyakan. Kebetulan saya tidak ada agenda keluar atau kegiatan lainnya. Ketika saya akan berangkat, Puspa, seorang kawan muda lain menghubungi saya. Langsung saja saya ajak ia untuk bareng menuju studio sekalian bertemu disana. Puspa telah membantu saya melakukan kegiatan Berbagi Beasiswa Luar Negeri sebelumnya di Denpasar, Bali. Bersama sahabat Kadek (lulusan Inggris) dan Ridoi (saat itu, akan studi di Kansas, Amerika), kami berbagi dan menginspirasi kawan-kawan muda lainnya untuk mencoba kesempatan mendapat beasiswa luar negeri. Dalam pandangan saya, usaha ini usaha sepenuh hati, tak setengah-setengah. Harapannya, anak-anak muda Bali bisa lebih banyak yang mendapat kesempatan belajar keluar. Bukan saja untuk berjalan-jalan gratis namun mendapat pengetahuan, wawasan beragam yang global, termasuk menempa diri melalui tantangan nyata. Dengan ini, wawasan global ini bisa disinergikan secara positif dengan aspek pengetahuan lokal yang telah diperoleh sebelumnya. Kedua kegiatan berbagi beasiswa ini bisa dibaca disini.

Karena Puspa sedang dalam proses beasiswa Fulbright, saya pikir tak ada salahnya kemudian live interactive ini ia ikuti untuk berbagi. Kami bertemu di parkiran Gelanggang Olahraga (GOR) Singaraja. Terdapat lapangan besar di belakang GOR ini yang saat ini digunakan sebagai tempat pameran pembangunan tingkat Kabupaten dalam rangka peringatan kemerdekaan yang ke 69. Kami kemudian berjalan mencari studio mini RRI yang ada di tengah-tengah lokasi. Setelah berkenalan dengan penyiar, Bung Yohanes, kami kemudian berbincang tentang apa yang akan dibagi dalam sesi wawancara nanti. Penyiar sebelumnya yang dikonfirmasi untuk melakukan wawancara dengan saya – Mbak Irene dan Mbak Riska – ternyata sedang berhalangan sehingga diganti dengan Bung Yohanes yang sangat kreatif dan bersuara merdu ini. Tepat jam 4 sore, acara dimulai dan kamipun berbincang mengenai beasiswa luar negeri. Selama 1 jam – diselingi musik One Direction – kami berbagi mengenai banyak hal. Mulai persiapan awal, mencari informasi, syarat utama, tempat mencari informasi, suasana belajar yang tidak sama dengan di Indonesia, gaya belajar berbeda, suka duka dan banyak lagi. Saya berbincang pada kaca mata beasiswa secara umum mulai Australia, Amerika, Inggris, Belanda, Jerman dan beasiswa lainnya. Puspa berbincang mengenai pengalamannya gagal melamar beasiswa namun tak pernah menyerah. Karakter yang semua pejuang beasiswa miliki. Karakter berbuat sesuatu yang sepenuh hati.

Meski tajuknya live interactive, tidak ada penelpon saat itu. Bisa dimaklumi karena menurut Bung Yohanes, meski acara “Inspirasi Sahabat” ini sangat bagus namun kekurangan selalu ada. Misalnya narasumber atau interaksi. Mungkin saja tidak banyak yang tahu. Bagi saya pribadi hal ini sudah biasa. Yang paling penting tentu langkah pertama dan aksi nyata. Dalam rangka kemerdekaan, saya percaya kita semua memaknai kemerdekaan dengan caranya masing-masing. Ada yang menaikkan bendera, ada yang upacara bendera, ada yang lomba panjat pinang, ada yang menari, ada yang berbagi, ada yang menyumbang, ada yang presentasi, ada yang konser musik dan lain-lain. Tentu, yang paling utama, semua usaha memaknai kemerdekaan tersebut hendaknya sepenuh hati. Dirgahayu Indonesia!

@mhsantosa

Circle me @ +Made Hery Santosa

©mhsantosa (2014)
I am happy to share this. Please feel free to reblog or share the link, all with my accreditation. Thank you.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s