Saya Memilih

sp0028 jokowiSikap politik saya dalam #pilpres kali ini semakin mengerucut jelas. Saya sependapat dengan apa yang Mas Anies Baswedan sampaikan bahwa jangan diam dan mendiamkan hal-hal tidak baik berkembang. Masalah elementer ada banyak sekali di negeri ini, misalnya korupsi, administrasi negara yang kacau, pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Sudah saatnya kita bersama-sama, bahu-membahu mendorong orang baik yang tepat untuk memperbaiki Indonesia ini. Sejatinya saya ingin memilih Mas Anies Baswedan karena visinya jelas, sosok penggerak penyala yang muda. Saya pikir saat ini diperlukan sosok pembaharu bukan pengokoh status quo yang tidak mementingkan kalangan banyak.

Saya melihat itu ada di pasangan Jokowi dan Jusuf Kalla. Memang beliau-beliau itu bukan manusia sempurna yang akan bisa merubah segalanya dalam sekejap. Justru kitalah yang harus merubah diri. Mulai dari diri sendiri untuk membantu mendorong terciptanya Indonesia maju. Itulah revolusi mental sebenarnya. Hal ini saya pelajari ketika studi doktor di Australia. Selain hukum yang adil dan mengikat, karakter masyarakatnya kuat dalam usahanya membantu perbaikan negara. Kolektivisme yang disebut oleh Hofstede ada pada kultur ‘timur’ justru saya lihat berkembang hebat di kultur ‘barat’. Individualisme mereka hanya muncul ketika itu bersinggungan dengan isu-isu pribadi. Paling tidak saya melihat unsur-unsur karakter leader teladan di diri pasangan ini. Jika saja Mas Anies yang maju, saya tentu memilihnya! 🙂 Saya paham, ia sudah berusaha namun demikianlah proses politik di negeri ini. Namun, Jokowi pun saya rasa akan mampu membawa ke arah yang lebih baik. Tugas kita sekarang adalah ‘menantang’ ide dan gagasannya, bukan orangnya.

Saya belajar dari seorang kawan, guru saya dan pasangan bekerja di institusi sebelumnya, bahwa memilih itu personal. Maka dari itu, pilihan berbeda itu sangat wajar. Tidak berarti akan menjadikan kita berbeda, bahkan bermusuhan. Alangkah tidak matangnya itu. Tujuan pilihan saya ini adalah menitipkan harapan yang naik dari kondisi sebelumnya. Sehingga kita tidak terjerembab di zona nyaman apatis. Pilihan saya jelas. Tugas kita mendorong orang baik berkarya dan membangun ke arah lebih baik. Jika kemudian pasangan ini tidak bekerja baik, tugas kita adalah menantang ide bukan personal orangnya. Itu yang harus bisa disikapi arif saat ini, sehingga kita semua terhindar dari kampanye hitam dan/ atau malah jadi jurkam 😀

Sumber Gambar

@mhsantosa

Circle me @ +Made Hery Santosa

©mhsantosa (2014)
I am happy to share this. Please feel free to reblog or share the link, all with my accreditation. Thank you.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s