
Tim mengendarai mobilnya menembus gelap malam. Waktu menunjukkan pukul 11 malam ketika ia bersama teman-temannya, termasuk saya, menuju sebuah klub malam yang cukup terkenal di daerah ini. Sambil ngobrol, Tim berkata bahwa ia sudah minum sebotol bir sebelum berangkat.
Akbar langsung menyahut, “I had wine before going.”
Kemudian, beberapa kaleng bir dingin tetap dibagikan dan kamipun menikmatinya.
“I had enough drinks for now, I don’t want to ruin our evening being caught by the police due to RBT,” kata Tim.
RBT atau Random Breath Testing adalah tes kadar alkohol pada pengemudi kendaraan secara acak. Tes ini biasa dilakukan oleh polisi dan weekend seperti ini biasanya dilakukan dengan lebih intensif. Wajar, karena pada weekend-lah orang-banyak keluar menghabiskan waktu mereka di berbagai tempat hiburan. Ada yang sekedar minum dan ngobrol di pub, ada yang sambil menonton sepakbola atau bermain game, sampai menonton penari telanjang.
Selang beberapa waktu, kami tiba di bar tersebut. Terlihat banyak orang sudah antre. Bakalan ramai tampaknya. Dengan memberikan paspor sebagai tanda pengenal, iringan musik berdentum-dentum keras dari dalam. Dengan menunjukkan kartu anggota, kami mendapat potongan biaya. Setelah membayar, kami berjalan masuk.
Brian segera menuju bar dan memesan beberapa botol bir sebagai teman ngobrol.
“Come on guys, enjoy!,” katanya.
Tampak panggung ada di bagian tengah lengkap dengan pole – tiang tempat menari para penari telanjang di bar ini. Beberapa sudah melenggak lenggok dengan anggun.
Banyak orang berkumpul dan ngobrol. Mata saya tekun melihat sekeliling dan penari-penari itu. Apa sebenarnya yang ada dalam benak penonton-penonton ini? Apa sebenarnya yang ada dalam benak para penari telanjang ini?
Lima gelas whisky kemudian dibagikan oleh Akbar. Tampaknya, ia mentraktir kami semua. Minuman itu kemudian kami teguk. Rasa panas menjalari tenggorokan saya, kemudian ke perut. Tiba saatnya pertunjukan utama. Seorang gadis berpakaian polisi tampak keluar melenggak lenggok di panggung. Gerak-geriknya, dibantu oleh dentuman musik dan MC, mengundang para penonton ramai bersorak ketika gadis itu mulai membuka satu-persatu pakaiannya.
“Come on ladies and gentleman, make some noise…!” kata MC yang entah berada dimana terus menyemarakkan suasana ini.
Berbagai jenis minuman terus beredar di ruangan ini. Gelimangan uang berterbangan dari tangan ke tangan.