Pembelajaran mendalam (deep learning) merupakan pendekatan pendidikan yang menekankan pemahaman menyeluruh, keterlibatan emosional dan kognitif, serta penerapan pengetahuan dalam konteks nyata. Pendekatan ini berbeda dari pembelajaran permukaan (surface learning) yang hanya fokus pada hafalan dan penyelesaian tugas tanpa keterlibatan makna yang mendalam (baca lebih lanjut, antara lain, Biggs; Santosa, 2013. 2017, 2021, 2022, 2023). Dalam konteks kurikulum merdeka dan pembelajaran abad ke-21, pembelajaran mendalam tidak hanya relevan, tetapi juga krusial untuk menumbuhkan profil pelajar yang utuh, kritis, dan adaptif.
Gambar “Kerangka Kerja Pembelajaran Mendalam” ini menyajikan struktur sistematik yang meliputi empat aspek utama: Dimensi Profil Lulusan, Prinsip Pembelajaran, Pengalaman Belajar, dan Kerangka Pembelajaran. Dalam tulisan ini, masing-masing komponen akan dijelaskan dan diilustrasikan melalui studi kasus pembelajaran Bahasa Inggris.
Dimensi Profil Lulusan
Dimensi profil lulusan merupakan tujuan utama yang hendak dicapai melalui pembelajaran. Ada delapan dimensi yang ditekankan dalam pembelajaran mendalam, yaitu:
- Keimanan dan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
Dalam pembelajaran Bahasa Inggris, nilai ini dapat ditanamkan melalui materi yang menyentuh tema moral dan spiritual, seperti teks deskriptif tentang tokoh agama atau cerita inspiratif. Misalnya, guru meminta siswa membaca dan menganalisis biografi tokoh religius dunia dalam Bahasa Inggris, serta mendiskusikan nilai-nilai yang dapat diambil.
- Kewargaan
Pembelajaran Bahasa Inggris dapat menjadi sarana untuk menanamkan nilai kewargaan global dan lokal. Misalnya, siswa diajak berdiskusi tentang isu-isu sosial dalam teks berita (news articles), seperti perubahan iklim atau kesetaraan gender, dan kemudian menulis opini dalam bentuk surat kepada editor.
- Kreativitas
Kreativitas dapat diasah melalui tugas menulis puisi, membuat vlog berbahasa Inggris, atau membuat iklan layanan masyarakat. Siswa diberi ruang untuk mengekspresikan ide dalam berbagai bentuk media digital.
- Penalaran Kritis
Melalui kegiatan debat, analisis wacana, dan evaluasi argumen dalam teks, siswa diajak untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Misalnya, dalam kegiatan debat tentang “Should students wear school uniforms?”, siswa belajar menyusun argumen logis dan membantah opini lawan secara rasional.
- Kolaborasi
Pembelajaran berbasis proyek seperti project-based learning memungkinkan siswa untuk bekerja dalam tim. Mereka bisa membuat presentasi kelompok mengenai kebudayaan negara-negara berbahasa Inggris, sambil membagi peran secara adil dan saling mendukung.
- Kemandirian
Siswa didorong untuk belajar secara mandiri melalui tugas-tugas seperti membuat jurnal belajar (learning journal) atau menilai kemajuan diri sendiri dalam speaking dan writing.
- Kesehatan
Pembelajaran Bahasa Inggris dapat melibatkan tema tentang gaya hidup sehat. Siswa membaca dan mendiskusikan teks prosedural tentang healthy lifestyle, kemudian menerapkannya dalam kehidupan nyata dan melaporkan dalam bentuk teks recount.
- Komunikasi
Aktivitas speaking seperti role play, storytelling, atau drama mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan komunikasi efektif, baik verbal maupun non-verbal.
Prinsip Pembelajaran: Berkesadaran, Bermakna, dan Menyenangkan
Prinsip dasar pembelajaran mendalam adalah berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menyenangkan (joyful). Ketiga prinsip ini membentuk suasana belajar yang kondusif bagi keterlibatan aktif dan reflektif siswa.
- Berkesadaran (Mindful Learning)
Guru Bahasa Inggris dapat menerapkan strategi mindful teaching dengan memberikan ruang bagi siswa untuk mengenali emosi dan minat mereka. Sebelum memulai pembelajaran, guru bisa mengajak siswa untuk check-in secara emosional dengan menuliskan perasaan mereka dalam bentuk kalimat Bahasa Inggris sederhana.
- Bermakna (Meaningful Learning)
Pembelajaran menjadi bermakna ketika dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa. Misalnya, ketika membahas teks prosedur, siswa diminta menulis prosedur memasak makanan favorit mereka, lalu menyampaikan secara lisan kepada teman-teman.
- Menyenangkan (Joyful Learning)
Unsur permainan, humor, dan kreativitas dapat membuat pelajaran Bahasa Inggris lebih menyenangkan. Guru bisa menggunakan kahoot, Quizizz, atau game role-play yang membuat siswa merasa nyaman, tertarik, dan termotivasi.
Pengalaman Belajar: Memahami, Mengaplikasikan, Merefleksikan
Pembelajaran mendalam bukan hanya transfer informasi, melainkan pengalaman belajar yang melibatkan tiga tahap utama:
- Memahami
Tahap ini berfokus pada eksplorasi dan pemahaman konsep. Misalnya, guru mengenalkan konsep simple past tense melalui cerita pengalaman liburan. Siswa membaca teks, mengidentifikasi bentuk kata kerja, dan mendiskusikan maknanya.
- Mengaplikasikan
Siswa menggunakan pengetahuan tersebut dalam konteks yang berbeda. Dalam kasus simple past tense, siswa diminta untuk menulis pengalaman liburan mereka sendiri, lalu membacakan dalam kelompok.
- Merefleksikan
Di akhir pembelajaran, siswa melakukan refleksi atas apa yang mereka pelajari. Guru dapat meminta siswa menuliskan satu hal baru yang mereka pahami dan satu hal yang masih membingungkan. Hal ini mendorong kesadaran belajar dan peningkatan diri secara terus menerus.
Kerangka Pembelajaran: Praktik Pedagogis, Lingkungan Pembelajaran, Pemanfaatan Digital, dan Kemitraan Pembelajaran
Kerangka pembelajaran mendalam dirancang secara sistematis dengan menggabungkan berbagai pendekatan:
a. Praktik Pedagogis
Pendekatan yang digunakan guru harus adaptif, kontekstual, dan berorientasi pada siswa. Misalnya, guru Bahasa Inggris dapat menggunakan blended learning, mengombinasikan kegiatan tatap muka dan daring. Model flipped classroom juga dapat diterapkan, di mana siswa menonton video pembelajaran di rumah dan melakukan diskusi atau praktik di kelas.
b. Lingkungan Pembelajaran
Lingkungan fisik dan psikologis yang mendukung sangat penting. Ruang kelas sebaiknya memungkinkan interaksi, kolaborasi, dan kebebasan berekspresi. Guru menciptakan lingkungan yang aman secara emosional, di mana siswa tidak takut salah saat berbicara Bahasa Inggris.
c. Pemanfaatan Digital
Teknologi memainkan peran penting dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Guru dapat menggunakan aplikasi seperti Duolingo, Padlet, atau Canva untuk menunjang keterampilan siswa. Misalnya, siswa membuat poster digital berisi slogan kesehatan dalam Bahasa Inggris menggunakan Canva, lalu mempresentasikannya melalui Padlet.
d. Kemitraan Pembelajaran
Kolaborasi dengan pihak luar seperti guru mata pelajaran lain, komunitas, bahkan penutur asli Bahasa Inggris dapat memperkaya pembelajaran. Sebagai contoh, sekolah dapat mengundang narasumber dari luar negeri untuk berbicara secara daring melalui Zoom, atau bekerja sama dengan LSM pendidikan dalam proyek berbasis layanan masyarakat (service-learning).
Studi Kasus: Proyek Pembelajaran Bahasa Inggris “Healthy Lifestyle Campaign” di Kelas XI
Sebagai ilustrasi konkret, berikut studi kasus proyek pembelajaran Bahasa Inggris di SMA Negeri 2 pada mata pelajaran Bahasa Inggris kelas XI bertema “Healthy Lifestyle Campaign”.
Tujuan Pembelajaran:
Siswa mampu membuat dan mempresentasikan kampanye gaya hidup sehat dalam Bahasa Inggris, menggunakan teks prosedural dan persuasi.
Langkah-Langkah Pembelajaran:
- Memahami:
- Siswa membaca artikel berbahasa Inggris tentang gaya hidup sehat.
- Guru menjelaskan kosakata dan struktur teks prosedur serta persuasi.
- Diskusi dilakukan mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental dan fisik.
- Mengaplikasikan:
- Siswa bekerja dalam kelompok untuk merancang kampanye digital (poster, video, atau podcast).
- Mereka menulis naskah kampanye, berlatih berbicara, dan mengedit materi digital.
- Merefleksikan:
- Setelah presentasi, siswa menulis refleksi individu tentang peran mereka dalam tim, hal yang mereka pelajari, serta tantangan yang mereka hadapi.
Dimensi Profil Lulusan yang Dikembangkan
- Kesehatan (tema utama),
- Komunikasi (presentasi lisan),
- Kreativitas (desain kampanye),
- Kolaborasi (kerja kelompok),
- Kemandirian (penyusunan naskah dan edit video),
- Penalaran Kritis (menentukan pesan kampanye),
- Kewargaan (kesadaran akan tanggung jawab sosial),
- Keimanan dan Ketaqwaan (dihubungkan dengan nilai menjaga tubuh sebagai amanah dari Tuhan).
Kerangka kerja pembelajaran mendalam adalah jawaban terhadap kebutuhan pendidikan abad ke-21 yang tidak hanya menekankan penguasaan materi, tetapi juga pengembangan karakter, keterampilan hidup, dan kecerdasan emosional. Dalam konteks pembelajaran Bahasa Inggris di tingkat sekolah menengah, kerangka ini sangat aplikatif dan dapat mengubah paradigma pembelajaran dari yang bersifat instruksional menjadi transformatif.
Dengan mengintegrasikan dimensi profil lulusan, prinsip pembelajaran, pengalaman belajar, dan kerangka pembelajaran, guru tidak hanya mengajar Bahasa Inggris sebagai bahasa asing, tetapi juga sebagai sarana untuk membentuk insan yang beriman, berpikir kritis, berkomunikasi efektif, dan siap menghadapi tantangan global secara bermakna dan menyenangkan.
©mhsantosa (2025)
